Holid – Putra Keluarga Petani yang Menjadi Duta Pertanian

Holidin adalah puta dari keluarga petani. Sejak kecil Holid dekat dengan dunia pertanian. Membantu keluarga ke sawah saat pulang sekolah adalah hal biasa yang dia lakukan. Sebagaimana lazimnya keluarga petani sederhana, Kuliah bagi Holid masih sebatas impian. 

Mimpinya menjadi seorang mentri pertanian membuatnya bekerja keras agar bisa menempuh kuliah. Kerja kerasnya dalam belajar yang berbuah prestasi pun tak menghianatinya. Saat ini, mimpi Holid sudah bukan lagi mimpi. Tahun 2017 Holid tercatat diterima sebagai Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Seorang Putra yang selalu dekat dengan pertanian berjodoh dengan kampus yang juga berfokus pada pertanian.

Tidak sampai di situ saja, kedekatannya dengan dunia pertanian membawanya mengikuti seleksi Putra Padi 2019. Sebutan bagi duta pertanian di Jawa Barat. Motivasinya mengikuti acara tersebut adalah masih banyaknya permasalahan pertanian di Indonesia yang membutuhkan semangat dan terobosan baru dari anak-anak muda untuk membantu menyelesaikannya. Saat malam penganugrahan, namanya pun dipanggil dan terpilihlah Holidin, Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB yang sekaligus penerima beasiswa Rumah Kepemimpinan sebagai Putra Padi Jawa Barat 2019.

Faiz dan Impian, Menjelajah Benua Biru

Impian masa kecil Hafizh Nurul Faizah (Filsafat 2017) untuk menjelajah benua biru Eropa Allah wujudkan Juni-Juli 2019 lalu melalui Lithuania Languange and Culture Summer Course di Vilnius University. Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Lithuania dua kali dalam satu tahun yaitu saat summer dan winter ini merupakah salah satu agenda pengenalan budaya dan masyarakat kepada masyarakat Internasional

Bermula dari informasi teman di media sosial, Faiz lalu mencoba mendaftar pada jalur beasiswa di program ini. 


Selama menjalani summer course tersebut banyak aktivitas pengenalan budaya dan masyarakat Lithuania yang Faiz ikuti mulai dari belajar Bahasa Lithuania, Pariwisata dan Kuliner setempat, sampai ke tempat-tempat bersejarah di Lithuania yang merupakan salah satu negara bagian dengan kekayaan cagar budaya seperti Vilnius University yang merupakan salah satu cikal bakal universitas di Eropa

Penjelajahan Faiz selama satu bulan di Lithuania ternyata membawanya untuk bisa singgah di tiga negara sekaligus di daratan eropa lainnya yaitu Polandia, Lativia, dan Estonia dan transit penerbangan membawanya juga bisa singgah di Finlandia dan Thailand

Perjalanan Holidin dkk, Bahagiakan Dhuafa

Holidin dan 29 orang temannya di Rumah Kepemimpinan Bogor akhirnya bisa bernafas lega. Perjuangan mengampanyekan sebuah pengumpulan dana telah membuahkan hasil. Selama satu bulan, Holidin dan kawan-kawannya melakukan crowdfunding untuk membeli seekor sapi yang akan disedekahkan kepada warga dhuafa di Desa Situ Leutik dan mereka berhasil melakukannya.

Holidin dan kawan-kawannya berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 22.116.445 dari 347 orang donatur. Dana tersebut telah mereka gunakan untuk membeli satu ekor sapi yang akan disembelih dan disalurkan bertepatan dengan hari raya idul adha.

Bagi sebagian masyarakat, memakan daging sapi adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, Holidin dan kawan-kawannya berinisiatif melaksanakan campaign ini bekerjasama dengan Villa Ternak Cikerai.

Holid yang juga merupakan Putra Padi Jabar menceritakan bahwa awalnya agak pesimis, karena donasi 18,5 jt itu cukup besar. tapi ternyata di luar dugaan malah sampe melebihi target. “Bahagia sekali rasanya bisa ngumpulin donasi sesuai target dan bahagiakan masyarakat dhuafa desa Situ Leutik.” Pungkasnya.

Tak lupa keluarga besar Rumah Kepemimpinan mengucapkan terima kasih kepada semua #orangbaik yang telah berpargisipasi

Agung Dan Tim, Mendobrak Kastanisasi Terhadap Suku Laporo

Tiga mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) menliti tentang sosial humaniora dengan judul Pesulap (Pejuang suku laporo): Mendobrak kastanisasi guna mentransformasi Buton menjadi kabupaten HAM”

Ketiga mahasiswa Unhas tersebut adalah Agung Syaputra (Jurusan Ilmu Hukum Angkatan 2017), Nurul Zashkia (Jurusan Ilmu Hukum Angkatan 2017), dan Rifda Aprilia Rusfayanti (Jurusan Hukum Administrasi Negara Angkatan 2018) “Secara keseluruhan kamu membutuhkan waktu 3 bulan hingga tahap finishing,” tutur Agung Syaputra yang merupakan Peserta Beasiswa Rumah Kepemimpinan ini

Ia mengatakan lokasi penelitiannya dilakukan di tiga kelurahan yakni Kelurahan Laburunci, Awainilu, dan Kombeli, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara

Telah dimuat di Kompas TV dengan Judul “Meneliti Fakta Tentang Suku Laporo di Sulawesi Tenggara”
Link : https://www.youtube.com/watch?v=-LcoBsOs8ms

Penjaga Langit Biru

Namanya Langit Biru. Bagi Langit semester akhir SMA adalah momen yang mendebarkan. Sebetulnya bukan hanya bagi Langit saja akan tetapi bagi anak SMA pada umumnya. Pada semester inilah mereka pun juga Langit harus menentukan masa depannya.

Langit meningkatkan intensitas belajar, mengikuti seleksi masuk kuliah, menunggu, kemudian kabar itu datang. Kabar Baik. Langit diterima di Teknologi Pangan, Uludag University, Turkey. Langit sangat bahagia sampai kabar lain tiba. Langit tidak memperoleh beasiswa dan akhirnya menyatakan mundur.

Tapi Langit tidak menyerah. Dia masih punya mimpi lain. Langit ingin menjadi seorang Pebisnis. Takdir masih memberikannya kesempatan. Langit diterima di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor. Kini Langit bersama 304 orang lainnya sedang dibina di Rumah Kepemimpinan, berjuang mengejar cita-citanya. Langit kini sedang memperjuangkan harapan ayahnya yang telah memberinya nama “Langit Biru”. Langit Lahir setelah reformasi ’98. Saat itu kondisi bangsa Indonesia terutama perekonomiannya sedang sangat carut-marut. Langit Indonesia pun seolah tidak biru lagi dengan banyaknya permasalahan yang merundung negeri ini. Maka dari itu, Sang Ayah memberinya nama Langit Biru agar kelak bisa menjaga langit Indonesia tetap biru seperti sejatinya.