Adi Nugraha Ciptakan Pomade Dan Lipstick Yang Bisa Dimakan Dari Mata Ikan Tuna

Tim orbital Fish oil terdiri dari Adi Nugraha dan Muhammad Ismail yang berasal dari Departemen Pemanfaatan Sumber daya Perikana serta Abdul Rahman berasal dari Departemen Ilmu kimia. Ketiga Mahasiswa tersebut dibimbing oleh Dr. Nursinah Amir S.Pi, MP dengan melakukan pengolahan terhadap limbah mata ikan dengan mengekstraksi dan menentukan jenis pelarut yang baik digunakan “Hal Yang melatarbelakangi penelitian kami untuk membuat pomade cerdas, yaitu banyaknya limbah mata ikan hasil pengolahan industri yang tidak termanfatkan sedangkan diketahui kandungan Lemak kaya DHA dan EPA terbanyak terdapat pada mata ikan.Disisi Lain permasalahan Tingginya produksi perikanan tidak berbanding lurus dengan kualitas gizi anak indonesia” tutur Adhi Nugraha yang merupakan penerima Beasiswa Rumah Kepemimpinan ini

Menurut Abun (2006) limbah perikanan memiliki potensi baik berupa protein dan sebagainya yang dapat diolah secara kimiawi maupun biologi untuk menghasilkan produk yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis. Salah satunya kandungan omega 3 pada pada mata ikan

Proses pembuatan pomade dan lipstick diawali dengan tahap ekstraksi mata ikan, dimana minyak utama yang digunakan ialah minyak ikan sebagai bahan dasar pembuatan pomade maupun lipstick

Telah dimuat di Kompas TV dengan judul “MATA IKAN TUNA DISULAP JADI POMADE”
Link : https://www.youtube.com/watch?v=KtLYfZg7Vkk

Fauzan Alif Dan Tim Ciptakan Casing Smartphone Pendeteksi Korban Bencana Gempa

Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak bisa untuk kita remehkan. Bencana alam bisa terjadi kapan saja. Dan Bencana alam tentu harus mendapatkan perhatian yang lebih untuk bisa kita antisipasi dimana saja

Sebagai rangkaian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta, Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Universitas Hasanuddin, menginisiasi inovasi COMEL (Casing SOS Smartphone MIllenial) yang terbilang sangat baru, unik, dan tepat sasaran

Inovasi tersebut untuk mengantisipasi bencana alam dengan cara menciptakan pemancar sinyal darurat yang ditanamkan di casing Handphone setiap orang

Ketiga Mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu ini diantaranya Fauzan Alif Anwar (Teknik Informatika), Muhammad Zul Fahmi Sadrah (Teknik Informatika), serta Amalia Widyanis (Fisika)

Hal inilah yang mendasari Kelompok Mahasiswa tersebut untuk bisa berinovasi dari alat yang tak asing dari masyarakat umum, yaitu dari Casing HP (casing gadget) sebagai pemancar sinyal darurat pemberitahu lokasi korban bencana alam kepada tim evakuasi nanti “Inovasi dari Program PKM kami yaitu dengan memanfaatkan casing HP dari masyarakat sebagai pemancar sinyal darurat di saat bencana alam terjadi,” kata Fauzan Alif Anwar selaku Ketua Tim

Prinsip kerja dari COMEL ini sendiri adalah menanamkan RFID tag pada casing HP yang nantinya disebarluaskan di produk pasar. Dan RFID readernya akan digunakan oleh tim evakuasi untuk mendeteksi dimana saja RFID tag mengirim feedback sinyal yang dipancarkan oleh RFID reader

Telah dimuat oleh NET TV dengan Judul “LINGKAR KREATIF TEKNOLOGI DETEKSI KORBAN BENCANA” — Link : https://www.youtube.com/watch?v=LkVNVEoLY94

Anak Tukang Becak yang Menjadi Delagasi di International Youth Leaders

Ahmad Muafi yang akrab disapa Afi adalah mahasiswa fakultas kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Latar belakangnya yang berasal dari keluarga sederhana dengan sorang ayah yang berprofesi sebagai tukang becak dan ibu yang tidak bekerja tak membuat Afi minder.

Afi mampu tampil percaya diri dan terbuka. Buktinya, sejak SMA Afi sering mengikuti lomba dan tak jarang menjuarainya. Beberapa waktu yang lalu, Afi memenangi Juara 3 lomba debat di Universitas Hasanuddin Makassar dan terpilih menjadi Delegasi dalam International Youth Leader 2019 ke Malaysia dan Brunei Darussalam. Prestasi yang mengantarkannya sebagai The 1st Young Leader of The Month.

Ke depan Afi ingin terus produktif dan memperbaiki diri dalam karya di dunia keilmiahan. Ia ingin menjemput mimpi besarnya, Membangun Sekolah khusus bagi siswa yang tidak mampu. Sungguh cita-cita yang mulia.

Firman Siregar dan Gaji Pertamanya

Firman Siregar adalah seorang pemuda yang sejak TK selalu berprestasi. Firman menjadi juara ketika mengikuti berbagai lomba. Juara umum di sekolah, predikat mahasiswa teladan, dan gelar-gelar lain berhasil disabetnya. Sampai suatu ketika langkahnya harus terhenti. Firman ingin kuliah tapi dikarenakan kondisi ekonomi, Firman hanya punya dua pilihan. Kedinasan atau Beasiswa. Dia mencoba keduanya lalu UGM, UI, UNJA, IPDN, dan STIS kompak menolaknya.

Hidup Firman belum berakhir. Firman mengambil pilihan ketiganya. Bekerja. Firman kemudian melamar sebuah pekerjaan. Dia mengirimkan lamaran ke distro atau toko pakaian di Jambi. Alhamdulillah, Firman si pelajar pintar kini menjadi seorang karyawan distro bergaji 1,7 juta per bulan. Di tengah semua itu Firman tetap mengejar mimpinya sampai pada suatu titik sebuah kabar baik tiba. “Firman Siregar berhasil diterima di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB”. Gaji pertamanya pun cair. Itulah bekal Firman berkuliah ke kota hujan.