Fran Jaya, seorang mahasiswa Biologi, Universitas Sumatra Utara, tahun 2019 ini berhasil menjuarai lomba karya tulis ilmiah nasional. Fran adalah salah satu mahasiswa berprestasi yang kini menjadi peserta Rumah Kepemimpinan Medan.
Tapi siapa sangka di tengah semua prestasinya itu, Fran telah mengalami perjalanan yang panjang. Fran gagal di seleksi masuk PTN setelah Lulus SMA. Dia tak menyerah, tahun berikutnya Fran mengikuti seleksi lagi. Dia berhasil diterima di Universitas Riau akan tetapi tak berhasil kuliah karena kondisi ekonomi yang sulit. Fran tetap tak menyerah dia kembali belajar sekaligus bekerja.
Belajar dan bekerja, dua hal yang terus Fran lakukan sejak SMP agar dia tetap bisa bersekolah. Di masa SMPnya itu, Fran haru menjual jamu gerobak setiap malam sampai jam empat pagi. Kondisi Ekonomi Fran semakin memburuk ketika Fran menginjak kelas dua SMA. Pada saat itu, Adik Fran sudah harus masuk SMA. Keluarganya tidak bisa menyekolahkan keduanya bersamaan hingga akhirnya Fran dihadapkan pada dua pilihan, Dirinya atau adiknya yang putus sekolah.
Fran memutuskan agar mereka berdua harus tetap sekolah. Konsekuensinya Fran harus bekerja lebih keras. Fran berjualan nasi setiap pagi di sekolah , bekerja di tempat jahit sepulang sekolah, dan mengajar les private di malam harinya. Usaha kerasnya berhasil, Fran Lulus dan di ksli ketiga Fran mengikuti seleksi PTN, dia diterima di USU dan berhasil melanjutkan mimpi-mimpinya.