Muhammad Zaadit Taqwa: Nahkoda Baru BEM UI

Pergantian tahun baru saja terjadi. Memasuki tahun 2018, seluruh lembaga mahasiswa di Universitas Indonesia memulai perjalanannya dengan pemimpin baru, tak terkecuali Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Salah satu peserta pembinaan Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta Angkatan 8 kembali mendapatkan kepercayaan dari mahasiswa UI untuk menahkodai BEM UI setelah sebelumnya Arya Adiansyah (RK 1 Angkatan 7) dan Muhammad Syaeful Mujab (RK 1 Angkatan 7) juga menjadi Ketua BEM UI 2016 dan 2017.

Kali ini adalah Muhammad Zaadit Taqwa, mahasiswa Fisika FMIPA UI 2014 yang dioercaya oleh sebagian besar mahasiswa UI untuk memimpin BEM UI selama satu tahun ke depan. Zaadit atau yang sering dikenal dengan nama Babeh menempatkan diri sebagai Ketua BEM UI setelah menang di Pemilihan Raya (Pemira) IKM UI dengan mendapatkan dukungan suara dari 8.183 mahasiswa atau sekitar 53,82% suara.

Zaadit menggandeng Idmand Perdina (FIB 2014) sebagai wakilnya. Sebelumnya Zaadit adalah Ketua BEM FMIPA UI dan Idmand adalah Koordinator Bidang Sosial Politik BEM FIB UI. Selama kurang lebih satu bulan keduanya menjalani masa kampanye dengan berkeliling ke fakultas yang ada di UI. Warga di setiap fakultas melakukan eksplorasi kepada Babeh. Mereka menanyakan visi, misi, program, dan tak jarang juga wawasan yang dimiliki Babeh. Eksplorasi berjalan hampir setiap hari dengan waktu dari sore hingga dini hari bahkan keesokan harinya. Bagi Babeh, ini adalah ujian pertama yang harus dilalui sebelum mendapatkan amanah yang lebih besar. Dalam kampanyenya, Zaadit dan tim membawa jargon #zamannow yang ingin mengesankan adanya semangat bahwa BEM UI akan menjadi BEM yang lebih “kekinian” di bawah kepemimpinan Zaadit-Idmand.

Zaadit-Idmand telah resi dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM UI 2018. Tugas besar menanti di depan. Zaadit telah mengawali kemenangannya dengan pesan positif kepada warga UI, dimana salah satunya ajakan untuk bersatu dan membangun bersama Universitas Indonesia dan Indonesia. Mari kita doakan yang terbaik untuk BEM UI di bawah kepemimpinan Zaadit !

Doni, Mencari Jalan Berkontribusi Melalui Hobi

Setiap kita memiliki cara yang banyak dan unik untuk melakukan banyak kontribusi dan semangat bermanfaat untuk orang lain. Ada banyak motivasi dan orientasi orang melakukan kontribusi dan menebar manfaat orang lain . Begitu pula dengan mahasiswa jurusan akuntansi usu stambuk 2015 ini . Ia memilih menyalurkan hobinya melalui hal hal yang bermanfaat.

Hobinya mengajar menjadikan ia sangat menikmati prosesnya berkontribusi untuk orang lain. Terlebih ia juga dapat menebar banyak manfaat kepada orang lain. Sudah lebih dari empat bulan ia menjalankan sebuah leadership project yang berfokus pada bidang pendidikan dan penanaman nilai emosional . Ia bersama sultan lainnya  memberi pengajaran tentang hal hal yang dibutuhkan dalam persaingan global kelak. Mereka menamai leadership project ini ‘Superzord’ sultan USU. Sampai saat ini ia belum tau apa maksud dari nama yang diberikan . Nama itu spontan saja keluar namun jika kita sedikit menelisik nama superzord berhubungan dengan serial tontonan anak-anak  ‘power ranger’ yakni robot kuat yang mampu mengalahkan monster jahat. Ini mungkin yang menjadi motivasi Doni dan sultan lainnya menamai ‘Superzord’ agar monster monster jahat seperti kemalasan ,kebodohan dan ketidak pedulian bisa dikalahkan .

Superzord sendiri memilki fokus dalam pemberdayaan mahasiswa yang mumpuni dalam bidang bahasa inggris dan kepenulisan untuk dapat menebar ilmunya kepada mahasiswa yang membutuhkan . Superzord memiliki dua program andalan yakni, English for beginner dan KTI . Inilah dua program yang paling dibutuhkan oleh mahasiswa menurut Doni.

Sejauh ini Doni dan sultan lainnya  mengajar mahasiswa yang hadir ke Asrama sultan usu dan sesekali mengajar dikampus demi keperluan publikasi agar masyarakat semakin mengetahui program ini. Mahasiswa yang mengikuti kelas ini  tidak hanya dari USU namun hadir juga dari kampus lain seperti POLMED dan UMA serta kampus lainnya.

Uniknya program ini ,setiap mahasiswa yang hadir tidak dipungut biaya sepeser pun cukup mengisi formulir dan bisa langsung ikut kelas secara gratis. Pria berkaca mata ini menuturkan bahwa  ia ingin banyak berbagi melalui pendidikan yang dicap mahal oleh sebagian orang sehingga sulit untuk mendapatkannya.

Mahasiswa yang ingin mengikuti kelas cukup mengisi formulir dan hadir pada hari yang tersedia ,yakni selasa,kamis,jumat dan sabtu masing masing setiap pukul 14.00-selesai. Peserta juga dapat berdiskusi tentang banyak hal kepada pengajar dan saling bertukar informasi. Peserta kelas superzord mengaku sangat bersyukur bisa belajar bahasa inggris dan Karya Tulis ilmiah secara gratis.

Doni dan sultan lain berharap program ini dapat membantu mahasiswa yang mungkin datang dari kampung dimana mereka kesulitan untuk mendapatkan akses belajar atau hambatan finansial. Manajer Rumah kepemimpinan Medan ,Andi Pranata, juga berharap program ini dapat diketahui dan semakin banyak yang merasakan manfaatnya karena program ini sangat dibutuhkan untuk bersaing dikanca global nantinya.

Peserta rumah kepemimpinan Medan tidak hanya dibekali untuk semangat berprestasi namun mereka juga dibekali asupan agar senantiasa peka terhadap permasalahan sosial. Supervisor Rumah kepmimpinan Medan ,Irwansyah Putra selalu memesankan kepada adik adik binaanya untuk senantiasa mencari banyak cara berkontribusi karena sejatinya hadirnya rumah kepemimpinan adalah untuk menebar kebermanfaatan yang banyak.

Akhirnya, baik Doni dan seluruh jajaran pemangku kepentingan Rumah kepemimpinan Medan mengajak dan berharap akan lebih banyak pribadi dan kelompok baru yang hadir dan bergabung demi terciptanya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah pencipta alam semesta.

Langkah Nyata BEM FEB Unair dibawah Komando Rizky AP

Setiap akhir tahun, hampir semua organisasi mahasiswa di kampus Universitas Airlangga (Unair) mengadakan proses pergantian pimpinan dan kepengurusan, tak terkecuali Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas atau lebih sering disebut dengan BEM-F. BEM FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) adalah salah satunya. Pemilihan Ketua BEM FEB  berlangsung semarak dengan 2 pasang calon yang berjuang untuk menjadi pemegang amanah ketua BEM dalam satu periode kepengurusan kedepan, tahun 2018. Hingga akhirnya terpilihlah Rizky Ananda Putra (manajemen FEB 2015) sebagai ketua BEM FEB, dan Fathin Su’aidi sebagai Wakil Ketua BEM FEB.

Pasangan Rizky AP dan Fathin Su’aidi berhasil meraih kemenangan dengan selisih 700an suara. Meskipun pada awalnya pesimis, namun AP bersyukur karena hasil ini diluar perkiraannya.

“Diluar perkiraan mas, karena selama ini pasangan dari manajemen kalah 4 kali berturut turut di pemira”, kata mahasiswa yang akrab disapa “AP” itu saat dihubungi melalui WhatsApp disela-sela ia menjalankan KKN (Kuliah Kerja Nyata) saat ini. Ia juga menambahkan bahwa FEB memiliki budaya jurusan yang kuat yang membuatnya sempat pesimis.  “Tapi semua saya serahkan sama Allah, krn amanah tidak akan salah pundak”, imbuhnya.

AP juga memaparkan kunci kemenangannya yaitu, kerja keras dan kerja cerdas, serta dukungan beragam pihak. AP menggambarkan kerasnya perjuangan tim kampanye yang ia miliki; Rapat mulai setelah maghrib hingga shubuh, padahal kampanye jam 7 pagi, kondisi hujan pun seringkali diterjang, banjir tetep mengusahakan untuk tetap kampanye. “Alhamdulillah tim sukses kemarin bener bener melakukan hal itu semua”, ungkapnya. Berkat usaha tim itu, mereka dapat menyatukan suara di manajemen dan ekonomi islam yang belum pernah satu suara dan menghasilkan selisih suara sebanyak 700 suara dengan suara lawan. Beberapa kawan-kawannya di Rumah Kepemimpinan Surabaya juga mau diajak diskusi soal kampanye. Pun dengan keluarga jyang sudah rela jika nantinya ia terpilih untuk mengambil peran yang akan sangat menyita waktu kuliah dan waktu keluarga itu. “Mereka telah mengijinkan dan memberikan doa untuk amanah besar ini. Alhamdulillah”, jawabnya.

Dorongannya adalah prediksi indonesia emas 2045. Ia-pun menjelaskan bahwa pada tahun 2030 indonesia akan menghadapi bonus demografi, sehingga peningkatan SDM yang berdaya saing sangat berpengaruh. Ini merupakan salah satu penunjang ketercapaian indonesia emas 2045.

“Namun realita saat ini yg saya amati, banyak pemuda khususnya mahasiswa yang tak mau bergerak meskipun mengetahui bahwa lingkungan sekitar sedang tidak baik baik saja. Budaya hedon semakin marak, pragmatisme sudah merusak kerangka berpikirnya. Kepeduliannya terhadap masalah-masalah masyarakat sudah sangat kurang. Gairah utk berprestasi dalam rangka meningkatkan daya saing juga tergolong kurang”, paparnya menyampaikan kegelisahan yang mendorongnya mengambil peran sebagai ketua BEM agar mampu membantu mahasiswa FEB melalui proker (program kerja, red) BEM untuk mencapai prestasi dan peduli dengan masyarakat sekitar.

Gagasan yang ia bawa pun tak jauh dari kegelisahannya itu. Gagasan yang ia bawa berkaitan dengan kepekaan terhadap permasalahan masyarakat. Ia ingin lebih menggencarkan kajian dan memberikan sarana agar mahasiswa mulai memiliki nalar kritis melalui taman baca yang dibuat nantinya. “InsyaAllah berawal dr hal hal tersebut dapat menyadarkan mahasiswa bahwa masyarakat sedang tidak baik baik saja”, paparnya dengan penuh harap. Visi besar yang ia bawa adalah “menjadikan BEM FEB yang mengedepankan prestasi, aspirasi, advokasi dan kolaborasi”, dengan slogan yang dibawa adalah “Langkah Nyata” untuk menghindari ide cemerlang yang hanya sebatas wacana.

Sebagai tambahan informasi, sebagaimana dimuat dalam news.unair.ac.id, hingga saat ini, tercatat organisasi yang pernah diikuti oleh AP semasa duduk di bangku kuliah ialah Sobat BEM FEB UNAIR Staf PSDM (2015) , Staf PSDM BEM FEB UNAIR (2016), Deputi Hubungan Luar BEM FEB UNAIR (2017), Dewan Pengawas HIMA Manajemen UNAIR (2017), serta kini ia menjabat sebagai Ketua BEM FEB UNAIR (2018). Kini ia juga masih menjabat sebagai wakil ketua (sekaligus founder) Laskar Pahlawan, Leadership project peserta Rumah Kepemimpinan Surabaya.

“Indonesia saat ini sedang tidak baik baik saja. Jika kita tidak mau bergerak, akan separah apa kondisi yang sudah buruk ini? Menjadi barisan pengambil peran memang sangat melelahkan, tapi insyaAllah lelah ini mampu menjadi senyuman saat kita diminta pertanggungjawaban atas hidup yang kita gunakan diakhirat kelak”, pungkas AP dengan emoticon senyum.

Harapan kita bersama, AP dan wakilnya mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Selain sebagai sarana mengasah dan menempa diri. (AB)

Semangat BEM FST Satu dalam Kepemimpinan Miftahul Firdaus

Warga Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi belum lama ini melaksanakan pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (BEM FST) untuk periode kepengurusan tahun 2018. Pada pemilihan kali ini, terpilihlah Miftahul Firdaus dan Audi Zulfiqar K sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FST 2018. Kali ini kami ingin sedikit mengulas tentang Miftahul Firdaus atau yang akrab disapa Miftah / Daus, berdasar wawancara melalui media WhatsApp.

Miftah adalah mahasiswa jurusan Matematika, FST Unair angkatan 2015 yang juga menjadi peserta Rumah Kepemimpinan Surabaya Angkatan 8. Miftah adalah 1 dari 3 peserta RK Surabaya yang dalam masa kepengurusan 2018 ini menjadi ketua BEM Fakultas di Universitas Airlangga. Selain Miftah, ada Rizky AP (FEB) -telah diulas dalam tulisan sebelum ini- dan Yunaz Karaman (FIB) yang akan diulas kemudian, insyaaAllah.

Ada 2 kata yang amat menggambarkan perasaan Miftah ketika ditanya soal perasaanya menerima amanah baru sebagai ketua BEM ini. “Alhamdulillah wa innalillah”, katanya. Alhamdulillah sebagai bentuk syukurnya kepada Alloh atas nikmat yang diberikan sekaligus bangga, dan innalillah karena ia telah diberi sebuah amanah besar oleh mahasiswa fakultas sains dan terapan. “Which is kita tahu bahwa memegang amanah itu bukanlah hal yang mudah”, imbuhnya.

Ia juga menyampaikan kunci kemenangan usahanya kala itu. “Confident but not excessive dan yakin”, 2 basis yang menurutnya adalah kunci kemenangan dalam pesta demokrasi kemarin. Yakin kepada Alloh, karena Allah sesuai prasangka hambanya, yang membuatnya yakin bisa. Tentu keyakinan itu perlu diimbangi dengan upaya manusiawi, yaitu persiapan yang matang dan relasi yg luas menambah. Ia juga menyampaikan bahwa tim suksesnya sangat mendukung dan yakin. Sehingga itu menambah keyakinannya. Keluarga yang awalnya mengkhawatirkan-pun akhirnya mendukung. “Abi (ayah-red) takut (saya) tidak bisa mengimbangi dengan akademik, tapi secara perlahan berusaha meyakinkan mereka”, imbuhnya. Itu ia buktikan dengan tetap memberikan yang terbaik pada hasil akademik semester 5 kemarin, meskipun dalam masa persiapan dan UAS yang sangat berdekatan.

Soal gagasan, ia ingin menjadikan BEM ini sebagai lembaga yang profesional dan solid, yang kemudian dapat memberikan suatu manfaat untuk lingkungan sekitar organisasi ini dengan slogan SATU. “Maksud saya, tidak hanya menjadi yang nomor satu, tetapi juga profesionalitas dan solidaritas yang tinggi diantara kami bisa menyatukan seluruh elemen yang ada di fakultas”, jelasnya soal gagasan yang ia bawa. Mengingat, dorongannya adalah keinginan merubah suatu sistem  menjadi lebih baik dalam BEM Fakultas dan memberikan manfaat lebih untuk lingkungan sekitar yaitu fakultas. Meskipun menurutnya sangat kompleks kalau bicara dorongannya maju sebagai ketua BEM itu.

Ia pun menitipkan pesan kepada kita bahwa bicara kontribusi itu terkadang berat, dan terlihat melelahkan karena kita memberikan tenaga, pikiran, waktu dan yg lainnya untuk sesuatu hal, dan bahkan untuk orang lain. “Tapi jangan melihat semua itu, jangan melihat capeknya, capek itu pasti, tapi anggaplah kontribusi itu sebagai bentuk investasi kita. Investasi masa depan kita, bukannya kita sekarang lagi berinvestasi untuk masa depan? Dan yang pasti inshaAlloh dengan kontribusi sedikit banyak membuat diri kita bisa bermanfaat untuk lingkungan sekitar kita”, tulisnya dalam pesan semalam. Memang kita pun menyadari bahwa hari ini adalah bekal untuk hari esok, dan salah satu bekal itu adalah manfaat untuk orag lain. Katanya, “Bukannya sebaik-baik orang adalah orang yg bermanfaat untuk orang lain? Yuk, semangat berkontribusi”.

Semoga Miftah dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya.  Belajar sebanyak-banyaknya, dan memberi seikhlas-ikhlasnya. Yuk dukung!

Riyana Rochmawati : Dinobatkan menjadi Duta HIV/AIDS, Sebuah Awal Pengabdian

Indonesia baru saja ramai oleh isu LBGT yang erat kaitannya dengan penularan HIV/AIDS. Perdebatan muncul dimana-mana begitu pula di kalangan milenial muslim. Ketika beberapa orang beradu pendapat mengenai isu sensitive ini, Riyana Rochmawati, mahasiswa Prodi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM memilih untuk terjun langsung melihat secara lebih dekat fakta lapangan.

Baginya memilih turut serta dalam Pemilihan Duta HIV/AIDS DIY 2017 merupakan pilihan yang cukup membuat dilema. Gadis yang sebelumnya sudah terjun di dunia ambassador melalui Pemilihan Duta Genre dan Wardah Beauty Agent ini mengakui ajang ini paling menantang baginya. Menjadi duta bukan masalah berpenampilan menarik dan menjadi ‘pajangan’ namun adalah pengabdian untuk mentransfer nilai kepada masyarakat. Duta HIV/AIDS ini menyentuh hatinya untuk menyampaikan pesan anti diskriminasi dan stigmatisasi negatif terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

Proses menjadi duta tidaklah singkat. Ada berbagai rangkaian mulai dari seleksi administratif, tes tulis, tes wawancara, dan bakat. Tes wawancara dan bakat baginya paling menantang karena dalam waktu 2 menit peserta diharuskan bisa menjawab pertanyaan atau melakukan instruksi juri sehingga mereka yakin untuk memilihnya menjadi Duta. Masa pra karantina adalah titik balik Riyana dalam menghadapi kasus-kasus nyata HIV/AIDS dengan lebih open mind. Riyana dan finalis diberi tugas untuk melaksanakan ecosociopreneur project dengan tema “Aku Percaya Kamu Bisa”. Saat itu Riyana melakukan campaign di titik ramai Jogja seperti Malioboro, Titik Nol, dan Lapangan Grha Sabha Pramana UGM. Selain itu dia mendapat pengalaman terbaik saat bertemu dengan ODHA langsung di Komunitas Waria Yogyakarta (KEBAYA), kelompok dukungan sebaya hingga personal. Dirinya mengaku terharu ketika bersama seorang ODHA membuat kaleng impian yang tersinspirasi dari visualisasi mimpi RK.

Proses karantina berjalan begitu ketat namun tetap dinikmatinya. Dia banyak menyerap ilmu ketika berdiskusi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY dan mendapat pengalaman baru dengan training public speaking, branding, manner, hingga catwalk. Paska karantina, Riyana mengaku banyak menghubungi banyak saudara dan sahabat untuk memohon doa dan dukungan. Dia merasa bersyukur atas banyaknya dukungan yang diberikan oleh orang sekitar hingga pada akhirnya terpilih menjadi Favorit Putri Duta HIV/AIDS DIY 2017. Ketika selempang disematkan dirinya mengaku merinding karena inilah saatnya untuk memulai pengabdian. Detik itulah dia dituntut untuk lebih banyak membuka mata atas permasalahan HIV/AIDS yang tidak hanya menyangkut kesehatan tapi juga masalah sosial, budaya, bahkan agama yang kompleks. Dia juga harus lebih banyak mendengar sehingga tergugah untuk siap membantu ODHA dan masyarakat.

Satu nilai RK yang harus dipegangnya yaitu open mind namun tetap berprinsip. Saat ini Riyana sedang melaksanakan tugas dutanya untuk bertemu langsung dan memberi dukungan pada ODHA serta mengedukasi masyarakat untuk menghindari stigma negatif dan berperilaku sehat agar terhindar dari HIV/AIDS.

Menjadi duta adalah awal jalan pengabdian. Satu kalimat yang dia pegang dari nasehat aktivis duta terdahulu.

Indra Doli Nasution: Sang Jawara KTI Berjiwa Pengusaha

Fase menjadi mahasiswa adalah masa-masa keemasan untuk banyak belajar ,mencoba dan mengasah kemampuan. Fase ini mengajarkan setiap mahasiswa harus senantiasa berkembang dan mengembangkan diri. Inilah yang dilakukan oleh Mahasiswa Agroteknologi angkatan 2014 Universitas Sumatera Utara yang  merupakan peserta rumah kepemimpinan regional enam  Medan . Jawara KTI yang sering disapa ‘Pak Doli’ ini tidak pernah puas dengan capaian prestasinya hari ini dibidang kepenulisan dan mencoba terjun dalam dunia barunya ‘Bisnis’.

Ia kembali mencari tantangan baru dengan membuka sebuah bisnis percetakan yang sudah berdiri selama tiga bulan. Walaupun masih seumur jagung tapi jangan kaget dengan omset perbulan yang di dapatkan olehnya. Setiap bulan omsetnya terus mengalami peningkatan . Bulan ketiga setelah berdiri usahanya ini ,ia berhasil meraup omset sebesar Sembilan juta rupiah. Diprediksikan akan terus meningkat sejalan dengan menigkatknya jumlah pengunjung dimasa pengisian kartu rencana studi satu bulan kedepan.

Usaha percetakannya ia namai  ‘lek printing ‘ . Sebuah nama  yang menurutnya unik dan mudah diingat. Doli mengakui nama  “lek” pada lek printing terinpirasi dari sebutan akrab anak anak medan jika menyapa temannya, anak medan biasa menyapa dengan kata ‘lek’ ,’seperti sehat lek ? ‘,’lagi dimana lek ? ‘ dan lainnya. Usaha ini dilatar belakangi  pasar yang cukup besar di USU . Ia memaparkan analisisnya  bahwa mahasiswa setiap hari tidak akan pernah lepas dengan altifitas  nge print, baik itungeprint jurnal, tugas, literatur dan lain sebagainya. Terlebih di USU hampir setiap hari selalu ada  tugas dan tugas itu harus di print. Melihat dan memaknai peluang ini lah sehingga Doli  terinisiasi membuat lek printing.

Lek printing yang melayani sebagain besar percetakan ini memiliki  tujuh unit komputer PC dan lima printer dalam kondisi baik dan siap pakai. lek printing juga menjual berbagai macam alat tulis kantor atau yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa untuk menunjang kegiatan akademik seperti pulpen, buku, notes dan berbagai jenis lainnya. Selain itu yang lek printing juga  menyediakan jasa print secara online sehingga mampu memperluas pasar  . Konsumen tidak perlu datang ke lokasi print, cukup  mengirim file via line, whatsapp, atau email, setelah itu hasil cetakan akan di antar ke lokasi dimana konsumen berada.

Ini pula yang menjadi pembeda dengan bisnis print lainnya. Lek printing juga senantiasa menjaga eksistensi dengan  menyediakan wadah untuk  mahasiswa yang ingin berdiskusi tentang kepenulisan baik itu karya tulis ilmiah, esai ilmiah, dan business plan dengan Cuma Cuma alias ‘Gratis’ . Ini juga sebagai pembuktian bahwa Doli tidak melupakan kegemarannya sebagai penulis ragam karya tulis ilmiah dan sebagai bentuk kontribusinya dalam berbagi ilmu.

Doli juga menjelaskan bahwa ia termotivasi untuk  membuka usaha lek printing karena  ia ingin mengatasi permasalahan ekonomi salah satunya ketenaga kerjaan. Ia juga ingin  membuktikan keseriusannya dalam peminatan klaster pengusaha yang diberikan Rumah kepemimpinan. Ia merasa tertantang dan meyakini bahwa setiap tantangan harus kita cari dan akan lebih baik jika kita mampu menciptkannya. Ia juga meyakini bahwa jalannya untuk mengambil klaster pengusaha adalah jalan yang diajarkan oleh Rasulullah dan ia semakin membulatkan tekadnya dengan statement bahwa 9 dari 10 rezeki dengan berdagang.

Indra doli adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang merasakan manfaat pembinaan dari rumah kepemimpinan . Setiap peserta Rumah Kepemimpinan dipersiapkan untuk aktif dan sigap dalam membaca peluang dan siap dengan tantangan global nantinya. Setiap peserta dipersilahkan memilih berbagai macam klaster profesi  mulai dari akademisi,NGO, Publik, Entepreneur, PNS dan lainnya.

Eksekutif Rumah kepemimpinan selalu berpesan kepada peserta untuk senantiasa mengejar cita –cita dan harus sudah selesai dengan masalah pribadi karena sejatinya Rumah Kepemimpinan hadir ditengah –tengah masyarakat adalah untuk melakukan banyak perubahan. Inilah yang ditanamkan dalam benak seluruh pemangku kepentingan Rumah Kepemimpina baik pengurus maupun peserta. Akhirnya melalui mindset membangun dan kolaborasi strategis  berbagai macam klaster cita cita menjadikan Indonesia bermartabat semakin dekat dan terlihat semakin jelas.

Yunaz bersama BEM FIB 2018 Mengajak Warga FIB Lebih Guyub

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain”. Al hadits, kutipan sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasalam yang patut dijadikan renungan bagi setiap kita tentang sejauh mana kebermanfaatan yang kita berikan kepada sekitar.

Begitu pula yang nampak terfikir oleh Yunaz Ali Akbar Karaman (akrab disapa Yunaz), yang tergerak bersama rekan-rekannya untuk memberi solusi dari permasalahan yang mereka hadapi di lingkup Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga. Yunaz akhirnya memilih memberikan manfaat melalui aktivitas kemahasiswaan, BEM Fakultas. Baru-baru ini, mahasiswa Ilmu Sejarah angkatan 2015 tersebut terpilih dan dilantik sebagai Ketua BEM FIB Unair 2018.

Mantan Ketua Mahagana Unair ini pada awalnya tidak ingin terjun langsung dalam aktivitas BEM, karena satu dan lain hal yang tidak bisa ia sebutkan. Namun dengan adanya dorongan dan semangat dari kawan-kawannya, kemudian diskusi-diskusi tentang keresahan bersama dalam fakultas, membuatnya berani untuk maju, urun rembug memberikan solusi atas permasalahan yang mereka rasakan.

Tentang gagasan yang ia bawa dalam satu tahun kepengurusan kedepan, Yunaz menyampaikan keresahan yang ia rasakan bersama rekan-rekannya. Yaitu perihal kurang guyub-nya warga FIB (Fakultas Ilmu Budaya), untuk kemudian menjadi pijakan mencari solusi. “Kawan-kawan mendorong saya buat coba cari jalan keluar buat merangkul dan meraketkan fib”, ungkap Yunaz.

Ada hal yang amat disayangkan oleh Yunaz dalam pemilihan Ketua BEM FIB tahun ini karena hanya ada 1 calon yang maju. Padahal menurut Yunaz masih banyak orang yang lebih kuat untuk maju dibandingkan dirinya. Ia-pun memberanikan diri untuk tetap maju dengan dukungan dari teman temannya. “Sempat menyayangkan dengan kawan-kawan yang lebih kuat dari saya untuk tidak maju dan akhirnya saya memutuskan untuk tetep berani”, imbuhnya.

Kita mestinya masih ingat pada tulisan sebelumnya yang membahas soal semangat menulisnya Yunaz, yang mana motivasi besarnya adalah dari keluarga. Dalam hal inipun Yunaz menyampaikan hal yang sama. Bahwa restu dari orang tua dan orang terdekat itu menjadi kunci. “Memang pertama adalah restu dari orang tua dan orang terdekat mas. Itu kunci awal saya memutuskan untuk melangkah selanjutnya”, jelasnya. Termasuk kawan dekat yang senantiasa memberikan dorongan dan usulan solusi yang dihadapinya di fakultas.

Penulis spesialis buku anak ini juga berpesan kepada kita, bahwa amanah tidak salah orang. “Namun Ada yang lebih berharga dan penting dari pada hanya memiliki jabatan di puncak, yaitu kepekaan dan kepedulian kita terhadap sesama. Rasa toleransi, tenggang rasa untuk bisa memberikan pelayanan dan inspirasi terbaik untuk semua. Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpa”, tutup Yunaz dalam pesannya melalui WhatsApp.

Kita berharap agar Yunaz mampu mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Sekaligus sebagai media belajarnya dalam mengembangkan potensi diri dan kepemimpinan. Karena, “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”, kata Imam Syafii. (AB)

Acil, Peserta PAW Berprestasi

Rizki Arif atau yang akrab disapa Acil oleh teman-temannya, adalah peserta Pergantian Antar Waktu (PAW) Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta. Mahasiswa Jurusan Fisika UI angakatan 2014 ini bergabung dengan Rumah Kepemimpinan Jakarta sejak Bulan November 2017. Artinya, Acil belum genap tiga bulan bergabung dengan Rumah Kepemimpinan. Jangan salah, meskipun begitu, sebagai peserta PAW Acil telah menunjukan prestasi yang luar biasa. Salah satunya adalah mengikuti Advanced School on Programmable System On Chip for Scientific Instrumentation. Kegiatan yang diselenggarakan oleh International Centre for Theoretical Physics  ini belangsung pada 20 November 2017-1 Desember 2017 di Trieste Italia.

Tujuan advanced school ini adalah memberikan pemahaman menyeluruh tentang fully programmable system on chip serta aplikasinya untuk <em>scientific instrumentation dan lain-lain. Peserta berjumlah 45 orang profesional, peneliti, dan akademisi dari berbagai negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Jumlah tersebut diseleksi dari 400an pendaftar dan Acil menjadi salah satu yang lolos. Lebih hebatnya, Acil merupakan peserta termuda bersanding dengan peserta lainnya yang rata-rata telah memiliki gelar PhD.  Ada makna tersendiri bagi Acil ketika mengikuti program ini. “Ini adalah sarana akselerasi diri bagi saya. Lebih jauh lagi, saya sadar bahwa Bangsa Indonesia harus mengembangkan lebih jauh lagi kapasitas yang dimilikinya sebagai sebuah bangsa”, tutur pemuda yang rutin membelikan nasi uduk untuk sarapan teman-teman asramanya.

Alfian Nur Wahyudi : Ketua DLM Unair 2018, SIAP!

Setelah 3 tulisan terakhir dari Surabaya membahas para aktivis mahasiswa yang bergerak pada ranah eksekutif kampus, saat ini waktunya sosok inspiratif dari lembaga legislatif mahasiswa yang diulas. Alfian Nur Wahyudi yang akrab disapa Alfian, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini baru saja (21/1) menerima amanah sebagai ketua Dewan Legislatif Mahasiswa Universitas Airlangga 2018.

Anak muda asal Madura ini sebelumnya juga aktif di Badan Legislatif Mahasiswa FKM Unair 2017 sebagai Bendahara, hingga tahun ini ia memutuskan untuk mendaftar menjadi calon anggota DLM Universitas. Sebelum terpilih menjadi ketua DLM, terlebih dahulu terpilih dalam pemilihan anggota DLM. Tahun ini, pemilihan anggota DLM berbeda dari tahun sebelumnya. ” Jika tahun lalu Ketua dan Sekretaris BLM masing-masing Fakultas otomatis langsung menjadi Anggota DLM UNAIR. Khusus tahun ini anggota DLM UNAIR dipilih langsung oleh Mahasiswa”, terang Alfian.

Setelah pemilihan anggota DLM pada masing-masing fakultas, dilakukan sidang untuk menentukan ketua DLM. Pada dasarnya Alfian belum kepikiran untuk menjadi pimpinan DLM Unair, dorongan teman-teman nya yang menganggap gaya kepemimpinannya cocok untuk DLM Unair, menjadikan ia terpikir untuk mau menjadi ketua DLM. Ia pun berpikir bahwa kesempatan itu tak akan datang dua kali. Sekaligus membuat tantangan pada dirinya sendiri, “Layakkah saya menjadi ketua DLM”, ungkapnya.

Dalam sidang itu Alfian dicalonkan oleh peserta sidang, lalu masuk masuk tahap kedua untuk pemaparan visi misi. Berikutnya, Alfian dan calon yang lain menerima beberapa pertanyaan yang wajib dijawab. Keputusan akhirnya ditentukan melalui mekanisme musyawarah.

Alfian mengungkapkan bahwa kunci kesuksesannya (salah satunya dalam pemilihan ini) adalah adanya doa dalam setiap langkah. “Saya selalu berdoa disetiap langkah saya. Selalu membaca basmalah ketika mau melakukan pekerjaan, mau memaparkan visi misi, mau menjawab segala pertanyaan”, jelas Alfian, menggambarkan kebiasannya dalam pemilihan itu.

Selain kawan-kawan di kampus yang mendorong untuk maju, ia juga menyampaikan bahwa teman teman RK ikut mendukung dengan memberikan motivasi untuk terus maju menghadapi tantangan, dan berdoa agar selalu diberikan yang terbaik. Terlebih orang tua  yang selalu mendukung yang terbaik untuknya. “Sebelum saya mau mencalonkan diri saya tidak lupa untuk meminta restu orang tua. Dan ketika saya terpilih saya meminta doa restu orang tua agar dimudahkan disetiap langkah saya di DLM UNAIR”, ungkapnya. Ia juga berpesan kepada kita untuk terus berkontribusi. “Leadership is not about tittle or position, but leadership is an action”, tegas Alfian.

Soal gagasan yang ia bawa, ia menyederhanakan dalam bentuk Visi dan Misi yang tertera dibawah ini.

Visi DLM Unair 2018

“Menjadikan DLM UNAIR sebagai Pejuang dan Penyalur Aspirasi mahasiswa Universitas Airlangga”

Misi :

1. Sinergisitas berbagai pihak di Universitas Airlangga

2. Meningkatkan Komunikasi dan Koordinasi di tingkat Universitas

3. Meningkatkan fungsi Aspirasi berdasarkan riset

4. Mengoptimalkan peran media informasi sebagai sarana penghubung mahasiswa dengan DLM UNAIR

Ia juga menyiapkan slogan SIAP untuk kepengurusan DLM 1 tahun kedepan, yang merupakan singkatan dari Sinergis, Inovatif, Aktif , dan Prestatif. Ketika ditanya soal gagasan, ia juga mendetailkan tentang fokusan dan program yang ia canangkan untuk kepengurusannya nanti. Ia akan mengupayakan penguatan internal organisasi, training Legislatif khususnya untuk Keluarga Mahasiswa UNAIR PSDKU Banyuwangi, menghidupkan kembali OA DLM UNAIR agar mahasiswa UNAIR lebih dekat dengan DLM UNAIR. Yang pasti, sebagai lembaga legislatif mahasiswa ia menginginkan DLM mampu menjadi Pejuang dan Penyalur Aspirasi Mahasiswa Universitas Airlangga.

Semoga setiap harapan, rencana dan gagasan itu mampu diimplementasikan dengan baik. Menjadi sarana pendewasaan diri, penguatan kompetensi dan mengasah kepemimpinan diri. Selamat bertugas, Alfian! (AB)

Silmy Kaaffah: Melawan Pornografi Bersama Popcorn

Tahukah kamu bahwa 97% anak SD di jabodetabek sudah terpapar pornografi? Tahukah kamu bahwa sex merupakan topik nomor satu yang dicari di internet? Tahukah kamu bahwa pornografi memiliki dampak kerusakan otak yang sama dengan orang yang mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan benturan keras di kepalanya?

Di era digital saat ini, secara tidak sadar seseorang mulai terjerumus pada adiksi pornografi. Dengan mudahnya kita jumpai berbagai fitur di internet yang mengandung konten pornografi, bahkan secara tidak sengaja dengan mudahnya konten porno muncul di layar hp atau komputer yang kita digunakan. Belum lagi pada game online serta video clip yang secara tersirat menampilkan konten pornografi. Hari ini, seluruh media degempur dengan paparan pornografi.

Berdasarkan hal diatas, Silmy Kaaffah, peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta bersama rekan-rekannya membangun komunitas POPCORN (Protect Our Peers from Consuming Pornography) yang juga merupakan salah satu Leadership Project di Rumah Kepemimpinan.

Membahas isu pornografi merupakan isu yang sangat sensitif, dimana menonton pornografi menjadi hak prerogratif bagi setiap individu. Tidak ada orang yang bisa melarang seseorang untuk menonton film porno, namun juga tidak banyak orang yang tahu bahwa adiksi pornografi dapat merusak otaknya, menghancurkan masa depannya, bahkan dapat menyebabkan seseorang kehilangan kehidupan sosialnya.

Maka, POPCORN mencoba mengambil peran dalam memberikan kampanye mengenai bahaya pornografi kepada khalayak luas. Selain itu, POPCORN juga akan menjadi wadah bercerita untuk bagi orang-orang yang mulai memiliki masalah terkait pornografi. POPCORN terbuka untuk menjadi mitra seseorang yang berniat sembuh dari adiksi pornografi.

Untuk terus membangun gerakan yang semakin baik, Silmy mencoba untuk belajar dari salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang fokus di bidang Pornografi, yaitu Yayasan Kita dan Buah Hati, garapan Ibu Elly Risman. Silmy dipercaya untuk memegang sebuah project riset berita online mengenai kekerasan seksual di sepanjang tahun 2017.

Dalam kurun waktu tujuh puluh tiga hari, Silmy berhasil mengumpulkan 1414 berita online mengenai kekerasan seksual pada anak-anak. Hasil riset berita online tersebut lalu menjadi bahan presentasi Ibu Elly Risman dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Zaman Now dimana Pak Zulkiflii Hasan, Ketua MPR sebagai penyelenggaranya.

Berbagai fakta mengejutkan ditemukan di dalamnya, 18 persen kekerasan seksual pada anak ternyata dilakukan oleh keluarga. Selain itu, terdapat 288 kasus kekerasan seksual dilakukan oleh pelajar SD dan SMP yang sudah terpapar pornografi. Bukankah itu sebuah ironi? Di kala Indonesia yang katanya sedang mendapatkan bonus demografi justru manusia usia produktifnya dihabiskan untuk hal-hal yang menjerumuskannya pada masa depan.

Maka, tugas untuk terus berjuangmelawan pornografi tidak akan pernah selesai, dan semoga POPCORN dapat konsisten untuk bergerak dan menolak pornografi demi masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.