Zaid Sulaiman, bersama Tim Anvill Juarai Chula International Inovation Challenge for Community,

Kabar baik kembali menyapa Rumah Kepemimpinan Surabaya. Dua hari yang lalu, salah seorang peserta Rumah Kepemimpinan Surabaya meraih gelar Juara dalam ajang kompetisi Internasional. Ialah Zaid Sulaiman (Iman-nama sapaan), Mahasiswa Teknik Material ITS ini bersama 4 orang rekannya, yang tergabung dalam Tim Anvill, menjadi yang terbaik dalam ajang Chula International Innovation Challenge for Community, yang diselenggarakan oleh Faculty of Engineering, Chulalongkorn University.

Lomba ini intinya adalah kompetisi membuat alat untuk mengurangi masalah di daerah Saraburi, Thailand, yang sekaligus menjadi tempat penyelenggaraan lomba ini. Masalah yang jadi tantangan adalah membuat alat pemotong kayu yang ringan. “Kayunya di cutting dan splitter tanpa energi”, kata Iman. Iman dan tim memberi nama karya mereka “Mokuton”, yang berarti kayu.

Tim Anvill dengan “Mokuton” hasil karya mereka

Tim Anvill mampu mengalahkan 10 tim lain yang berasal dari Taiwan dan Indonesia, yang masuk dalam tahap final di Thailand. 10 tim ini merupakan tim dengan karya terpilih dari 55 pendaftar. 10 tim ini diberikan waktu sekitar 3 hari untuk merealisasikan ide mereka. Setelah itu, mereka mendemonstrasikan alat itu dihadapan juri, yang sebagian berasal dari kalangan masyarakat Saraburi.

Iman sendiri mengaku tidak menyangka bisa menang, “karena awalnya mikirnya alatnya jadi dan bisa kerja aja udah seneng. Eeh di kasih bonus menang sama Allah. Alhamdulillah”, ungkapnya. Niat mereka awalnya alat yang mereka buat dapat bermanfaat dan meringankan beban masyarakat, ada nilai inovasi dan tentunya keamanan (safety).

Iman mengaku bahwa lomba ini menjadi sumber pengalaman yang berarti. Meskipun terkadang lomba tidak memberikan dampak yang besar dibandingkan organisasi, namun menurutnya baik lomba maupun organisasi itu penting. “Dan saya kira dalam lomba pun ada satu yang penting, yaitu kita harus mau menerima apapun hasilnya dan harus mau belajar dari lawan, Karena setiap orang pasti ada kelebihannya”, tambahnya. Ia pun menambahkan bahwa ketika lomba, sebaiknya tidak berharap untuk juara. “Tapi berharaplah dan yakinlah  agar ide kita merupakan ide terbaik di antar semua lawan. Jangan sombong tentunya, dan satu lagi kita cuma boleh berharap sama Allah ga boleh ke siapapun dan apapun”, tegas Iman. Yang menarik juga ialah, 4 dari 5 anggota tim itu baru pertama kali keluar negeri, tentu menjadi pengalaman tersendiri. Terlebih dukungan keluarga yang luar biasa.

Pengalaman Iman selain menjadi juara adalah merasakan toleransi yang baik. Disana ia dapat bertukar wawasan tentang budaya satu sama lain secara langsung. Apalagi di thailand, mayoritas tidak bisa bahasa inggris. Sehingga menurut Iman di butuhkan kesabaran dalam berkomunikasi. “Satu lagi, tapi ini banyak yang sering ngomongin si, di sini terasa juga hadistnya, kalau ga salah umar yang ngomong deh bahwa waktu adalah pedang. Yaa di sini mulai dan selesainya sangat tepat waktu”, tutup Iman.

Kedepan, Iman sendiri ingin belajar desain lebih lanjut. Ia juga berharap dapat Kerja Praktek dalam bidang manufaktur, supaya dapat belajar banyak tentang manufaktur.

Semoga terus berkarya dan berinovasi, Iman! (AB)

Winona dan Zaki: Kontingen Rumah Kepemimpinan dalam 3rd UI Quranic Olympiad

Kabar bahagia kembali datang bagi Rumah Kepemimpinan Regional 1 Jakarta karena dua pesertanya berhasil pulang membawa kemenangan. Terdapat Winona Salsabila Sunukanto sebagai kontingen dari FKM dalam perlombaan Debat Bahasa Inggris Kandungan Al-Quran dan Zaki Vernando sebagai kontingen dari FMIPA dalam perlombaan Khathtil Quran dalam 3rd UI Quranic Olympiad. 3rd UI Quranic Olympiad ini memiliki 8 cabang lomba dan berlangsung pada 17 – 26 November 2017.

Debat Bahasa Inggris Kandungan Al-Quran dan Khathtil Quran merupakan dua jenis perlombaan yang sangat berbeda. Debat Bahasa Inggris Kandungan Al-Quran merupakan sebuah lomba debat yang diikuti oleh sebuah tim berjumlah dua orang. Sistem debat yang digunakan pun dengan sistem Asian Parliament dan mosi yang akan didebatkan harus dibahas dengan landasan berupa kandungan Al-Quran. Dalam lomba ini, tim perlu untuk menekankan kembali asbabun nuzul pada setiap mosi sehingga perdebatan dapat menjadi lebih terarah. Diperlukan kemampuan analisis yang baik untuk meyakinkan juri bahwa tim berada di sisi yang tepat pada sebuah perdebatan. Cabang lomba Debat Bahasa Inggris Kandungan Al-Quran ini memliki dua fase yaitu penyisihan dan final.

Cabang lomba Khathtil Quran sendiri merupakan sebuah lomba menulis penggalan ayat suci Al-Quran secara indah dalam sebuah kertas kosong yang disediakan oleh panitia. Untuk membuat sebuah kaligrafi yang indah maka peserta lomba harus mengerti teknik kaligrafi yang diperlukan dan perpaduan warna yang baik. Peserta lomba juga membutuhkan konsentrasi penuh sehingga hasil kerjanya dapat terwujud secara maksimal. Dewan juri pada cabang lomba ini pun harus menilai kaligrafi mana yang terindah melalui boring penilaian yang telah disediakan oleh panitia 3rd UI Quranic Olympiad.

UI Quranic Olympiad pun memberikan pengumuman dari pemenang lomba pada seluruh cabang. Alhamdulillah, Winona beserta dengan rekannya, Fauziah Mauly Rahman, mendapatkan Juara 2 dalam Debat Bahasa Inggris Kandungan Al-Quran dan Zaki mendapatkan Juara 1 dalam Khathil Quran dengan nilai 80. Semoga kedepannya akan terdapat lebih banyak lagi prestasi yang dapat diraih oleh peserta Rumah Kepemimpinan dalam melestarikan Al-Quran dengan seluruh keindahannya.

Rizky Gian : Mengenalkan Budaya Minangkabau di Negeri Sakura dalam Global culture & learning based on project

Akhir November tahun lalu, kita sama sama menyimak inspirasi dari seorang peserta yang mengikuti program sosiopreneur di Malaysia. Kali ini, orang yang sama kembali mengikuti program di luar negeri, di tempat yang berbeda. Ya, Rizky Gian Pratama, mahasiswa Teknik Industri ITS 2014 ini kembali menginjakkan kaki di luar negeri. Pada 20 s.d 26 Januari 2018 kemarin ia mengikuti Global culture & learning based on project yang diselenggarakan oleh International information Institute, di Jepang.

Menurut penuturan Gian, program tersebut bertujuan untuk pengenalan budaya jepang, melihat sisi lain dari kesibukan kota jepang. Peserta diajak ke tempat-tempat desa di Tokyo prepecture. “Selain itu ada juga project teknologi dalam science industrial”, ungkap Gian.

Diantara rangkaian program yang Gian lakukan disana adalah penampilan budaya. Gian sebagai orang Minangkabau, menampilkan budaya minangkabau yang dinilai unik. Ia mendapat apresiasi dari audiense. Ia merasa sangat senang dan bangga bisa mengenalkan budaya minangkabau di negeri orang. Selain itu ia juga menuntaskan project yang diberikan meskipun belum yang terbaik.

Mantan Ketua HMTI ITS ini juga menyampaikan motivasinya sampai ke negeri Sakura itu. Hal paling menarik menurutnya adalah kehidupan Jepang, yaitu budayanya. Ia tertarik dengan kebiasaan orang-orang jepang. Satu hal lagi, bahwa ia ingin melihat pusat peradaban industri, dimana jepang sebagai kiblat industri di dunia saat ini.

Gian juga menyampaikan bahwa banyak pelajaran yang didapat, salah satunya perhargaan masyarakat jepang akan budayanya. Walaupun tergolong negeri maju dengan teknologi serba canggih masih peduli dan merasa memiliki budayanya meraka dan kabanggaan yang tinggi. “Selain itu teknologi mereka maju bukan karena mereka punya dana yang besar ataupun fasilitas serba tersedia, tapi semangat orang-orang disana yang selalu berinovasi. Tidak menghasilkan sesuatu yang baru itu adalah sebuah hal memalukan bagi orang-orang disana, sehingga selalu ada pendorong untuk berkarya dan berinovasi”, imbuhnya.

Bukan tanpa halangan atau tantangan sampai akhirnya Gian berangkat ke Jepang. Ada seleksi yang harus diikuti sebelum resmi diterima sebagai delegasi. Proses pendaftarannya ada 3 tahap, daftar online dan berkas, setelahnya upload proposal, dan terakhir upload video pertunjukkan budaya. Tak hanya sampai disitu, ia juga menyampaikan kendala setelah diterima sampai pemberangkatan. “Kendala utama yaitu proses keberangkatan diawal, persyaratan yang cukup banyak & beberapa tidak bisa diurus di kota Surabaya sehingga banyak waktu yg dihabiskan untuk menyelesaikannya”, kata Gian.

Selama di Jepang-pun juga ada tantangan bagi Gian, sama seperti yang dirasakan kebanyakan orang yaitu makanan dan suhu. “Sangat susah mencari makanan dengan cap halal dan terkadang hanya melihat dari komposisi materialnya saja. Suhu pun saat disana tergolong ekstrim, rata-rata suhu -3 derajat celcius bahkan hari senin, 21 januari mencapai -7 derajat”, ungkap Gian.

Memang, untuk sebuah capaian membutuhkan kesungguhan dalam meraihnya. Pun dalam menjalaninya. Sehingga keberhasilan tinggal menunggu hasilnya. Tentu dengan keyakinan Allah memberikan yang terbaik. Gian juga berpesan kepada teman-teman semua, “saya tidak pernah terpikir bisa berangkat ke Jepang, dan hanya semangat untuk selalu mencoba-lah yang membuat saya membuka peluang untuk kesana. Manfaatkanlah setiap peluang yang ada, sangat banyak kegiatan serupa bahkan lebih bagus dibuka secara percuma bagi kita, tinggal apakah kita mau dan apakah kita mengusahakannya secara maksimal”, pungkas Gian.

Jadi, masih ragukah kita untuk mencoba sesuatu yang berbeda dan keluar dari zona nyaman kita?

Hilmy Maulana : Ketua SKI FISIP Unair dengan Segudang Aktivitas Dakwah

Sering kita mendengar bahwa amanah tak salah memilih tuannya. Bahwa amanah yang diberikan kepada seseorang sudah menjadi garis Sang Pencipta dan terdapat maksud kebaikan yang akan disampaikan. Beberapa waktu yang lalu, amanah besar juga dierima oleh Hilmy Maulana Rachmawan. Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Unair ini di berikan amanah lagi sebagai ketua SKI FISIP (Sie Kerohanian Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Universitas Airlangga periode 2018. Ini adalah tahun kedua ia diberikan amanah sebagai ketua di lembaga tersebut.

Hilmy menyampaikan bahwa awalnya ia merasa kaget dan sempat shock, karena bukan kali pertama ia terpilih sebagai ketua di SKI FISIP. Dengan dinamika dan sepak terjang kader di SKI FISIP, ia merasa sangatlah tidak adil bilamana tampuk kepemimpinan belum bisa beranjak dari yang sebelumnya menuju penerusnya. “Namun, ternyata karena adanya beberapa faktor internal dan eksternal yang belum dapat diselesaikan, terlebih karena adanya evaluasi pada kondisi riayah kader serta masalah besar lainnya, rasanya ini masih menjadi tanggung jawab saya untun menuntasakannya”, ungkap Hilmy.

Awalnya, ia mengganggap negatif hal ini. Ia menganggap hal ini sebagai sebuah musibah. Namun, menurutnya sebagai seorang muslim, rasanya tiada alasan untuk bersedih hati selain kejelasan amalan yang akan dipertanggungjawabkan. “Saya berusaha untuk menghadapi ini sebagai sebuah anugrah dan kesempatan dari Allah Subhanahu wa taala untuk memperbaiki kesalahan dan menorehkan prestasi kembali. Bismillah, insyaa Allah”, imbuhnya.

Soal motivasi yang mendorong Hilmy untuk mau menerima amanah tersebut juga patut kita jadikan inspirasi. Ia melihat kondisi kampus FISIP selalu dinamis, selalu saja ada ragam hal yang tidak bisa diprediksi. Ia tak menganggap FISIP sebagai tempat yang jauh dari agama, namun ia lebih suka mengibaratkan FISIP dengan tempat yang punya berbagai cara dalam mengekspresikan cara beragama. Sehingga menurut Hilmy, sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita ikut membantu saudara muslim kita berjalan bersama, di jalan Allah. Ia juga mengaku selalu ada motivasi dari pedahulu, bahwa FISIP merupakan sebuah kesempatan dimana jalan berdakwah takkan selalu mudah. “Dan, saya pun meyakin, banyak pelajaran yang akan dan bisasaya ambil dari peristiwa ini.bukan hanya menjadi ketua, namun juga mengenal iklim FISIP yang terkenal dinamis tersebut”, tegasnya.

Dalam masa kepengurusannya kali ini ia membawa semangat perbaikan. “Saya mengusung semangat #perbaikanberperubahan yang mencoba membawa SKI FISIP pada masa berbenah dan merapikan diri kembali, guna menghadapai era yang kian tak pasti, dengan harapan dapat memberi manfaat yang tiada henti”, tutur Hilmy.

Dukungan bgai Hilmy pun datang dari banyak sisi. Ia menyampaikan bahwa dorongan kawan di RK (Rumah Kepemimpinan) sangatlah besar, dari segi moriil mupun materiil. “Utamanya datang dari Manajer Regional, Supervisor, dan Taakhy yang tiada henti menanyakan kabar, menanyakan hal yang bisa dibantu, dan banyak lagi” jelas Hilmy. Ia juga bersyukur karena Allah menempatkannya di tengah lautan ilmu dan pengalaman. Terlebih, diantara peserta RK juga sedang / pernah mengecap pengalaman menjadi aktivis dakwah kampus. Sehingga, banyak referensi yang dapat ia pelajari dan aplikasikan di organisasi, SKI FISIP.

Dukungan secara moriil dari keluarga juga sangat ia rasakan. Tentu saja peringatan agar tetap bisa mengingat hakikatnya sebagai mahasiswa untuk fokus belajar, walau sering beraktivitas di luar kampus. Harapan orang tua dan keluarga adalah tetap untuk menyelesaikan studi pada waktunya.

Perlu kita ketahui, bahwa aktivitas Hilmy saat ini bukan hanya di SKI FISIP. Ia juga aktif dalam ragam komunitas khususnya yang berkaitan dengan dakwah komunitas digital. Beberapa diantaranya adalah KOPPUSAT (komunitas Puasa Sunnah Ummat), KODHAM (Komunitas Dhuha ummat), GIB (Gerakan Indonesia Bertaubat), komunitas Tahfidz ArRahmaan, Komunitas GOTA (Gerakan orangtua asuh) Tahfidzul Qur’an, dan juga Oneday Onejuz serta Komunitas Tahajjud berantai. Ia diamanahi sebagai administrator di tiga grup, KOPPUSAT, KHODAM, dan GIB.

Ia sendiri mengaku sangat antusias dengan aktivitas-aktivitas dakwah. Sehingga selalu terbiasa untuk saling mengingatkan. Ia juga bersyukur karena aktivitasnya yang padat, ragam komunitas tadi juga bertujuan untuk menambah amalan, yang juga diharapkan dapat menjadi sarana tarbiyah dzatiyah (pembinaan  bagi diri sendiri). Selain itu, “saya juga aktif di beberapa kegiatan sukarelawan, diantaranya adalahdi Relawan Nusantara dari Rumah Zakat, LSO Lentera Harpaan, Pena Bangsa YDSF, dan Partisipan di IZI Surabaya. Saya Aktif pula di KAMMI surabaya sebagai instruktur dan pemandu kader”, ungkap Hilmy. Bismillah, selalu hamasah, insyaa Allah

Hilmy juga membagikan pesan untuk kita sekalian, bahwa kita perlu untuk selalu ingat bahwa apapun ayang kita lakukan, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Ia juga berharap bahwa amanah ini sebagai media pembelajaran dan pendewasaan serta simulasi bagi kehidupan nanti di luar kampus. “Amanah bukan datang atas kehendak kita, bukan pula datang karena pendapat orang lain yang menganggap kita mampu. Namun ia datang sebagai bentuk kepercayaan Allah terhadap kita. Maka persiapkanlah diri kita akan datangnya amanah tersebut. Suka atau tidak, manusia sejak penciptaannya, ditugaskan sebagai <em>khalifah,</em> yang mana, ia akan selalu punya hal yang menjadi amanahnya”, tegas Hilmy memberikan pesan untuk kita perhatikan. Tak lupa, ia juga mengingatkan kepada kita untuk meneladani orang yang terpercaya, Rasululullah Muhammad SAW dalam mengemban amanah.

Semoga amanah yang diemban Hilmy ini dapat menjadikannya insan yang bermanfaat dan semakin dewasa dalam memimpin dan bersikap. Tentu semua amanah itu harapannya tuntas dengan kebermanfaatan yang besar. Aamiin. (AB)

Kinanti dan Fatimah; Kolaborasi Lintas Disiplin

Hutan, ialah salah satu identitas yang melekat pada Bangsa Indonesia. Tidak kurang 63% dari seluruh luas daratan Indonesia berstatus kawasan hutan. Pasang surut bangsa serta hancur atau lestarinya kebudayaan Indonesia akan sangat ditentukan kemampuan bangsa ini dalam mengelola hutan. “Gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo” seakan telah menjadi predikat Bangsa Indonesia. Namun pada kenyataannya pengelolaan hutan di Indonesia khususnya di Jawa belum sampai pada titik keberhasilan yang semestinya, ditandai dengan interaksi negatif masyarakat terhadap hutan serta kantong-kantong kemiskinan yang justru banyak terkumpul pada daerah masyarakat desa hutan.

Bermula dari kekhawatiran tersebut, dua peserta Rumah Kepemimpinan Regional 3 Yogyakarta Putri mencoba merancang model pengelolaan hutan yang berbasis ekowisata. Hal tersebut didasari karena pariwisata alam kini menjadi salah satu ‘leading sector’ yang menunjang perekonomian tanpa merusak alam. Mereka berpandangan bahwasannya manusia tidak akan sampai pada tahap peduli dengan alam sebelum kebutuhan pokok dapat terpenuhi.

Fatimah Ayu Warahapsari (Kehutanan UGM 2014) dan Kinanti Indah Safitri (Pembangunan dan Sosial dan Kesejahteraan UGM 2014) yang tergabung dalam satu tim mencoba mengaplikasikan konsep tersebut pada Desa Bodeh, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang notabene pada daerah tersebut marak terjadi illegal logging dengan intensitas yang sangat tinggi. Tidak kurang 40 hingga ratusan pencuri kayu beraksi setiap harinya dan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang kini telah dirasakan, yaitu kekeringan. Konsep pengelolaan mengusung pola pemberdayaan dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi masyarakat. Konsep tersebut kemudian mereka bungkus menjadi sebuah karya tulis ilmiah dengan judul utama ‘Bodeh Forest Heritage’ dan diikutsertakan dalam lomba karya tulis ilmiah TGC in Action bertajuk ‘Be Responsive to Optimized Forest Function’ yang diselenggarakan oleh Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketika tim mereka dinyatakan lolos ke tahap final, mereka sempat bimbang akan melanjutkan atau tidak, karena acara lomba bertepatan dengan karantina ajang duta yang diikuti Kinanti dan satu hari setelahnya Fatimah harus hadir pembekalan KKN. Namun alhamdulillah Allah lancarkan urusan dan pada akhirnya bisa berangkat bersama ke Bogor meski harus menyusul setelah menunaikan kewajiban lain. Presentasi berjalan dengan lancar dan alhamdulillah, atas karunia Allah SWT, mereka berhasil merebut juara 3 dalam kompetisi tersebut. Perasaan bahagia tentu hinggap di hati mereka. Mereka berharap kedepan konsep yang mereka tawarkan tersebut dapat menjadi salah satu alternatif pengelolaan hutan di Indonesia, Khususnya di Jawa.

Yang lebih penting dari itu, karena dipertemukan dalam kompetisi yang sama, para finalis LKTI sepakat untuk tidak membiarkan karya-karya mereka berhenti pada perlombaan saja. Kini mereka yang berminat tergabung membentuk project bersama dalam rangka pengelolaan hutan berbasis teknologi. Besar harapan mereka melalui hal tersebut dapat menjadi suatu wadah kolaborasi berbagai universitas dengan lintas disiplin ilmu dalam rangka menuju pengelolaan hutan yang lebih baik. Bagi Fatimah dan Kinanti, yang terpenting dalam sebuah kompetisi karya tulis ilmiah adalah implementasi karya secara berkelanjutan dalam kehidupan riil untuk hutan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

Hafizhul Islam : Ketua LDK Sekaligus Ketua Puskomda Surabaya Raya

Ada beragam aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa, baik bekaitan dengan akademik maupun aktivitas organisasi. Sejak dahulu sampai saat ini, aktivitas kemahasiswaan masih diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat, sesuai dengan ranah geraknya. Sebagian beregerak dengan kajian dan menyampaikan kritik kepada pemerintah. Sebagian lagi mengambil langkah memperbaiki dan membantu masyarakat kelas bawah. Sebagian lagi melaksanakan aktivitas dakwah dalam lingkup maupun masyarakat sekitarnya.

Begitupula yang dipilih oleh Hafizhul Islam. Mahasiswa Teknik Material ITS ini tak sekadar fokus dalam aktivitas akademiknya, ia juga mengisi hari-harinya dengan aktivitas organisasi, khususnya dalam Lembaga Dakwah Kampus. Fizhul (sapaan akrabnya),  medio tahun lalu diberikan tanggung jawab untuk memimpin Lembaga Dakwah Kampus JMMI ITS periode 2017/2018.

Belum ada setengah kepengurusan berlangsung, Hafizhul kembali menerima kepercayaan baru. LDK JMMI ITS mendapatkan amanah menjadi Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) FSLDK Surabaya, Koordinator LDK di Surabaya yang menjadi kepanjangan tangan dari agenda Puskomnas (Pusat Komunikasi Nasional) FSLDK. Pada awal November 2017 lalu, JMMI terpilih sebagai Puskomda dalam perhelatan FSLDKD (Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Daerah) VIII Surabaya Raya. Ini adalah kali ke-empat LDK JMMI ITS mendapatkan amanah tersebut sejak awal 2000-an. Dengan berbagai pertimbangan, Hafizhul sekaligus menjadi ketua Puskomda. Ya, ia menjabat ketua Puskomda sekaligus ketua LDK JMMI ITS.

Sedikit penjelasan tentang FSLDK, bahwa FSLDK adalah singkatan dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus. Forum antar Lembaga Dakwah Kampus yang sudah berdiri sejak era-1980’an. Kini, lebih dari 1000 Lembaga Dakwah Kampus tergabung dalam forum tersebut, tersebar dari wilayah barat sampai ujung timur Indonesia. Terkhusus daerah Surabaya, yang kini dikomandoi Puskomda JMMI ITS dan secara personal dipimpin Hafizhul, terdapat 56 Lembaga yang tergabung.

FSLDK memiliki berbagai macam agenda dengan ragam fungsi juga, yang utama adalah bahwa adanya forum ini untuk saling mengingatkan dan meningkatkan kualitas kelembagaan Dakwah Kampus. Selain fungsi sosial kemanusiaan, keputrian dan humas-media.

Kembali pada Hafizhul dan JMMI. Perihal penentuan JMMI sebagai Puskomda, Fizhul menyampaikan bahwa awalnya pengurus JMMI sebenarnya menolak untuk menjadi puskomda, “ndak siap dan memang juga ndak mau untuk jadi puskomda”, katanya. Pun dengan Hafizhul sendiri yang awalnya juga tak berkenan menjadi pimpinan Puskomda.

Hafizhul membawa semangat kerja bareng dalam kepengurusan Puskomdanya. “Ane ndk mau jd orang super power hehe. mengajak pihak lain jg banyak terlibat, dipikir bareng, di lakoni bareng. Apalagi seneng gitu melihat ternyata banyak kampus yg semangat menyambut gerak FSLDK”, imbuhnya.

Saat ditanya soal pesan untuk teman-teman, Sosok yang selalu ceria dan terkadang usil ini berpesan singkat dan padat. “Ini langkah biar sukses dunia akhirat, kerjain bareng biar enteng”, katanya mengajak setiap elemen untuk bekerjasama.

Semoga amanah yang diemban kini, menjadi sarana pengembangan diri dan ladang amal yang akan dipertanggung jawabkan kelak. Aamiin

Kado Walikota Medan untuk Zulfan

Setiap orang memiliki ekspresi yang berbeda beda saat ada yang memberikannya hadiah. Kebanyakan dari kita pasti merasakan begitu bahagia. Terlebih hadiah yang diberikan oleh orang yang special dan   sangat kita butuhkan dalam menjalani kehidupan . Ekspresi kita pasti sangat berbahagia dan bersyukur dengan pemberian tersebut.

Begitulah yang dirasakan Zulfansyah, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU jurusan Ekonomi pembangunan . Ia merasakan begitu bahagia mendapati dirinya mendapatkan hadiah dari orang nomor satu dikota Medan . Hadiah yang diberikan juga sangat ia butuhkan dalam menjalankan kehidupan dan tuntutan statusnya sebagai mahasiswa.

Berkat kerja keras dan buah pemikirannya dalam ajang Lomba karya tulis ilmiah Kota Medan pada bulan Agustus 2017 ia mendapatkan juara satu dan berhak mendapatkan satu unit laptop merek asus yang sangat ia idamkan selama ini. Ajang bergengi ini juga merupakan kali pertama Zulfan  mengikuti lomba karya tulis dan mendapatkan kemenangan. Sebelumnya ia juga telah mengikuti beberapa perlombaan LKTI namun belum rezeki.

Sebagai mahasiswa yang harus berusaha lebih dalam mendapatkan sesuatu ,ia sadar ia tidak boleh terlalu banyak menggantungkan kebutuhannya kepada orang tua. Sehingga berbagai macam cara ia lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendukung kuliahnya termasuk mengikuti banyak perlombaan. Zulfan juga menuturkan bahwa ia harus meminjam laptop atau pergi kewarnet tatkala ada begitu banyak tuntutan tugas dan kewajibannya sebagai mahasiswa.

Kado dari walikota untuknya sangat membantunya untuk terus berkembang. Ia bersyukur kepada Allah akan pencapaian ini dengan senantiasa lebih produktif dalam banyak hal termasuk totalitas dalam hal pembinaan di rumah kepemimpinan

Zulfan percaya bahwa,setiap usaha akan membuahkan hasil sesuai dengan apa yang kita upayakan. Setiap kita akan memiliki gilliran untuk terus mencoba dan berhasil pada fasenya. Ia juga yakin rezeki sudah diatur oleh Allah SWT maka jangan;ah berhenti mencoba dan terus mencoba.

Zulfan adalah satu dari dua puluh lima peserta lain yang dibina dalam satu atap rumah kepemimpinan .Ada berbagai macam indikator dan tuntutan pemenuhan keberhasilan  peserta.Setiap peserta rumah kepemimpinan dituntut untuk senantiasa aktif mencari banyak solusi terutama untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Eksekutif regional 6 Medan menanamkan bahwa setiap pemimpin harus selesai dengan dirinya sendiri kemudian akan bisa maksimal memberi untuk yang lain.

Sumayah Soimah: Menjawab Tugas Mendidik melalui Gerakan UI Mengajar Angkatan 7

Mengajar mempertemukan kita dengan anak-anak yang di masa depan akan memimpin negeri ini. Bagaimana kondisi negeri kita di masa depan, ada kontribusi kita di dalamnya. Salah seorang penggerak pendidikan di negeri ini, pernah menyatakan, “mendidik adalah tugas semua orang terdidik”.

Sayangnya, pendidikan yang berkualitas belum merata dirasakan seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan untuk tenaga pendidikan, fasilitas, dan tenaga pendukung lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan pendidikan saja belum mencukupi. Di timur Indonesia kita dengar berita hanya ada seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah, di barat Indonesia kita dengar jembatan terputus karena air sungai yang meluap menyebabkan anak-anak tidak dapat berangkat sekolah. Bahkan, masih di Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Barat, masih dekat dengan ibu kota provinsi negeri ini, terdapat sekolah yang kekurangan guru, muridnya ada yang satu kelas hanya 6 orang, guru honorer digaji hanya 150ribu satu bulan.

Melihat kenyataan itulah, Sumayah Soimah, peserta Rumah Kepemimpinan Regional 1 Angkatan 8 melaksanakan Gerakan UI Mengajar Angkatan 7 bersama teman-teman panitia Gerakan UI Mengajar Angkatan 7. Berbekal pengalaman menjadi Pengajar GUIM Angkatan 6, di tahun kedua ini dalam kepanitiaan GUIM 7, Sumayah Soimah berperan sebagai panitia divisi Research and Education Development (RED). Sebagai RED, Mayah berperan melakukan survey untuk menentukan daerah titik aksi, melalukan seleksi Pengajar GUIM 7, melaksanakan pelatihan pengajar GUIM 7, serta mengawasi pengajar dan melaksanakan kegiatan yang mendorong peningkatan kebiasaan belajar anak selama rangkaian aksi.

Survey GUIM 7 dimulai dari audiensi ke kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran untuk mendapatkan 6 sekolah yang direkomendasikan sebagai titik aksi GUIM 7 berdasarkan beberapa indikator. 6 titik aksi Gerakan UI Mengajar 7 yaitu di Kecamatan Padaherang, Kecamatan Cimerak, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Cigugur, dan Kecamatan Langkap Lancar.

Seleksi pengajar berisi 4 tahap yaitu tahap berkas, Focus Group Discoussion, Simulasi Mengajar, dan Wawancara. RED menyaring pendaftar hingga didapat 36 Pengajar GUIM Angkatan 7. Ke-36 Pengajar mengikuti pelatihan pengajar yang dilaksanakan RED berisi pelatihan media dan metode pembelajaran kreatif, workshop pembuatan Rancangan Program Pembelajaran, manajemen kelas,  membangun kebiasaan, serta sesi sharing bersama Pengajar GUIM 6.

Sumayah mendapatkan titik aksi di titik 6, Kecamatan Langkap Lancar, Desa Karangkamiri, Dusun Lembur Sawah, SDN Karangkamiri 1.  Selama aksi GUIM 7, Sumayah mengawasi Pengajar melakukan KBM, membangun hubungan dengan kepala sekolah dan guru-guru untuk menemukan masalah yang dihadapi sekolah, melakukan kunjungan rumah, serta melakukan evaluasi pembelajaran dan memberikan masukan kepada pengajar. Selama aksi GUIM 7, Sumayah bersama pengajar GUIM 7 titik 6 menginisiasi hari bekal karena melihat anak-anak di SDN Karangkamiri 1 yang sering berangkat ke sekolah tanpa sarapan, menginisiasi anak-anak untuk belajar di rumah dengan memberikan tugas rumah dengan ditanda-tangani orangtua karena mengetahui anak-anak jarang belajar dan kurangnya pengawasan dari orangtua, mendorong guru lebih tertib dengan jam pelajaran dengan menjalankan kembali bel sekolah karena mengetahui guru yang kurang tertib dengan jadwal pelajaran, serta memberikan masukan tentang pembelajaran kepada guru dan kepala sekolah.

Mungkin ini hanyalah langkah kecil, langkah kecil yang Sumayah dan teman-teman pengajar serta panitia Gerakan UI Mengajar Angkatan 7 lakukan untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar bagi sedikit daerah di Kabupaten Pangandaran. Namun mereka percaya, pendidikan adalah tanggung jawab seluruh orang terdidik. Dan apa yang mereka lakukan adalah sedikit usaha untuk melaksanakan tugas sebagai orang terdidik.

NADIYAH: MELANGKAH UNTUK MENGINSPIRASI

Selama dua bulan Nadiyah Hidayati (Peserta Rumah Kepemimpinan Yogyakarta, mahasiswi Departemen Ilmu Hama dan Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM 2014) menjalani Kuliah Kerja Nyata di pulau Robek Nusa Tenggara Timur. Dua pekan setelah kembali dari NTT, tepatnya tanggal 22 dan 23 Agustus 2017 Nadiyah bersama tim yang terdiri dari 3 orang mendapat kesempatan untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat Plant Protection Olympiad (PPO). PPO sendiri merupakan lomba cerdas cermat tingkat nasional yang diadakan oleh HIMAPTA (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman) Universitas Brawijaya, serta merupakan salah satu rangkaian yang tergabung dalam International Conference on Food Crops and Environment (ICFC). Tema PPO kali ini ialah “Strategi Perlindungan Tanaman Menuju Pertanian Berkelanjutan”. PPO terdiri dari kompetisi essay dan LCC yang ditujukan untuk mahasiswa S1 sederajat se-Indonesia. Beberapa perwakilan universitas yang mengikuti kegiatan ini ialah tuan rumah UB, UGM, IPB, dan UNHAS.

Rangkaian kegiatan yang terdiri dari dua hari ini dibagi menjadi dua macam kegiatan. Hari pertama peserta diarahkan untuk mengikuti International Conference on Food Crops and Environment (ICFC). ICFC pun dibagi menjadi dua sesi, yaitu diskusi panel dan diskusi sektor. Diskusi panel diisi oleh empat keynote speaker yaitu dua profesor dari Jepang Dr. Kazuyoshi Futai dan Dr. Satoshi Ito, Buyung A. R. Hadi Ph D perwakilan dai IRRI dan Deputi Nasional Restorasi Lahan Gambut Indonesia Dr. Haris Gunawan. Pada sesi kedua diskusi dilanjutkan dengan presentasi penelitian dari para peserta conference yang dibagi menjadi beberapa ruang dengan tema Healty crops management, environmental management, agricultural economic, social and community development, agricultural industries, under utilized crops dan genetic resources and management.

Dilanjutkan kegiatan pada hari kedua adalah lomba cerdas cermat dan essay competition. LCC dibagi menjadi tiga babak yaitu fight level, opportunity level, dan final level. Pada babak fight level tim UGM memimpin score hingga mampu menuju babak final langsung. Pada babak final level, kompetisi antar kelompok yaitu tim UGM, tim UB, dan tim IPB benar-benar terjadi dan adu jawaban pun juga menjadi sangat seru antar peserta. Hampir semua universitas terwakili untuk babak final dan akhirnya tim UGM memperoleh Juara 3 dalam perlombaan ini.

Dari perlombaan ini Nadiyah mendapat pelajaran untuk terus mampu mempelajari bidangnya secara lebih luas serta komprehensif. Akan tetapi keberhasilan yang Nadiyah peroleh juga bukan hasil dari sesuatu yang tiba-tiba menang, dibalik manisnya penghargaan Njugaadiyah belajar dengan menguras tenaga dan fikiran atau ibaratnya berjuang untuk memberikan performa terbaik dan tentunya juga diiringi oleh doa dan restu orang tua. Jadi apapun bentuk usaha kita di sektor masing-masing, berjuanglah dan sisipkan dakwah didalamnya.

ALFIAN RAHMAN DAN TIM “ANOMALY” TEKNIK GEOFISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) MERAIH JUARA 2 GEOSMART COMPETITION DI ACARA ADVANCING INDONESIA ENERGY WITH GEOPHYSICS (AIEG) UNIVERSITAS INDONESIA (UI) 2018

Jakarta, 9-11 Februari 2018, Himpunan Mahasiswa Geofisika (HMGF) Universitas Indonesia mengadakan acara Advancing Energy Indonesia with Geophysics (AIEG) 2018. Acara ini merupakan acara tahunan yang berisi lomba-lomba mengenai ilmu geofisika. Lomba yang diadakan pada tahun ini beraneka ragam, diantara adalah Paper Competition, Geosmart Competition, Essay Competition, dan Interpretasi Seismik.

Berbagai kampus besar di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, dan Universitas Brawijaya mengirimkan delegasinya untuk berlaga di AIEG UI 2018. Selain berkompetisi, peserta juga mengikuti seminar yang dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama memiliki tema “Pengembangan dan Pengoptimalan Energi Geotermal sebagai Sumber Daya Energi Indonesia 2045” yang diisi oleh Bapak Ir. Sugeng Mujiyanto, M.Sc. (Direktur Konservasi Energi ESDM), Bapak Ifnaldi Sikumbang (Independent Energy Business Consultant), dan Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl. Geothermal Tech., M.Sc. (Ketua Program Magister Eksplorasi Geotermal, Departemen Fisika FMIPA UI dan founder PT. NewQuest Geotechnology). Sesi kedua memiliki tema: “Prospek dan Tantangan Pengembangan Energi Non-Konvensional sebagai Sumber Daya Energi di Indonesia 2045” yang diisi oleh Bapak Suprayitno Adhi Nugroho (Exploration and Planning Eval Manager PT. Pertamina EP) dan Bapak Andri Syafriya, S.T., M.T. (Head of New Venture Department PT. PetroChina International Companies in Indonesia).

Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl. Geothermal Tech., M.Sc. menyampaikan materi pada Seminar AIEG UI 2018 (sumber: OA LINE AIEG UI)” Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl. Geothermal Tech., M.Sc. menyampaikan materi pada Seminar AIEG UI 2018 (sumber: OA LINE AIEG UI)

Salah satu peserta Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung Angkatan VIII yang bernama Alfian Rahman (Teknik Geofisika ITB 2014) mengikuti lomba Geosmart Competition. Materi yang dilombakan terkait dengan ilmu geologi dan geofisika seperti petrologi, sedimentologi dan stratigrafi, vulkanologi, geodinamika, geologi struktur, termodinamika, geologi minyak bumi dan batubara, geofisika tambang, geofisika geotermal, analisis sumur, metode seismik, metode gravitasi dan magnetik, metode geolistrik dan elektromanetik. Geosmart Competition sendiri dibagi menjadi 3 babak, yaitu babak penyisihan, babak semifinal, dan babak final. Pada babak penyisihan peserta dibagi menjadi 4 grup dan masing-masing grup terdiri dari 3 tim yang akan beradu satu sama lain.  Pada tahap penyisihan, tim “Anomaly” yang terdiri Alfian Rahman (Teknik Geofisika ITB 2014), Sri Devi (Teknik Geofisika ITB 2014), dan Anugrah Muzakki Puar (Teknik Geofisika ITB 2014) berhasil menjadi juara grup setelah menang tipis dengan perbedaan 10 dan 20 poin dengan tim di bawahnya.

“Tim “Anomaly” sedang mendiskusikan jawaban pada babak semifinal Geosmart Competition AIEG UI 2018 (sumber: OA LINE AIEG UI)” Tim “Anomaly” sedang mendiskusikan jawaban pada babak semifinal Geosmart Competition AIEG UI 2018 (sumber: OA LINE AIEG UI)

Pada babak semifinal, Alfian Rahman dan tim bertemu dengan 2 tim lainnya dan berhasil melenggang ke tahap final dengan perbedaan nilai yang cukup jauh. Pada babak final, terjadi persaingan yang sengit antara tim “Anomaly” dengan salah satu tim lainnya. “Anomaly” sempat tertinggal terlebih dahulu dengan 2 tim lainnya, hingga pada soal terakhir yang bernilai 100 poin, tim ini berhasil menjawab dengan benar, sehingga pada perhitungan terakhir terdapat dua tim yang bernilai sama yang berhak mendapatkan juara 2. Pada saat itu juara 1 sudah pasti diperoleh tim lain yang juga berasal dari ITB karena perbedaan poinnya cukup jauh. Setelah juri berunding, akhirnya disepakati bahwa terdapat 5 soal tambahan untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh juara 2. Setelah berjuang penuh drama, akhirnya tim “Anomaly” yang tadinya berada di posisi terbawah mampu keluar menjadi Juara 2 Geosmart Competition.

Penyerahan hadiah Juara 2 Geosmart Competition kepada Alfian Rahman (kedua dari kanan), Sri Devi (kedua dari kiri), dan Anugrah Muzakki Puar (kiri) oleh panitia (sumber: OA LINE AIEG UI)

Alfian Rahman beserta tim dari ITB lainnya mengapresiasi adanya acara AIEG UI 2018 ini dan berharap dapat diadakan setiap tahunnya karena dengan adanya acara ini mahasiswa geofisika dari berbagai kampus di Indonesia dapat berkumpul, berdiskusi, dan berkompetisi serta dapat memperoleh wawasan perkembangan ilmu geofisika.