Setiap organisasi mesti menjalankan regenerasi kepemimpinannya jika ingin tetap berlanjut usianya. Hal itu pula yang terjadi dalam kepengurusan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) ITS Surabaya. Beberapa waktu yang lalu telah melaksanakan agenda pemilihan umum pemilihan presiden BEM dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa). Khusus dalam pemilihan Presiden BEM, terdapat dua calon presiden yang keduanya adalah saudara di Rumah Kepemimpinan Surabaya. Mereka adalah Rizky Gian Pratama dan Haekal Akbar Kartasasmita.
Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas dari salah satu calon yang akhirnya terpilih oleh Keluarga Mahasiswa ITS sebagai Presiden BEM ITS melalui pemilihan umum. Ia adalah Haekal Akbar Kartasasmita, Mahasiswa Teknik Perkapalan FTK ITS.
Serah terima jabatan dari Rofi Arga (kiri), Presiden BEM ITS 2016-2018 kepada Haekal Akbar (kanan), Presiden BEM ITS 2018-2019
Mahasiswa yang suka menulis puisi ini merasa bersyukur atas amanah barunya. Amanah yang juga hasil kerja keras tim sukses, simpatisan dan pihak lain yang menurutnya ikut berjuang dalam kontestasi tersebut. Ia pun bersemangat karena bisa langsung mulai kepengurusan, bekerja untuk KM ITS.”Perasaannya sih senang dan semangat untuk bisa kerja buat temen-temen Keluarga Mahasiswa ITS”, ungkapnya. Salah satu kunci kemenangan itu adalah senantiasa menyertakan Tuhan dalam setiap proses kampanye.
Sedangkan perihal persaingan antar sesama anak RK (Rumah Kepemimpinan), menurut Haekal memang itu hal yang menarik sekaligus membuat bingung sesama peserta RK, mau dukung yang mana. “Walaupun begitu karena semangat yang dibawa adalah fastabiqul khoirot, dari kami pun sama berlomba untuk berbuat baik bagi semua” tutur Haekal.
Haekal juga menyampaikan latar belakangnya maju dalam kontestasi pemilihan Presiden BEM ITS ini. Alasan utamanya adalah kegelisahan. “Kegelisahan akan kondisi yang ada, juga rasa ingin balas budi kepada ITS yang sudah kasih banyak banget pembelajaran. Dan sekarang waktunya untuk ganti imbalan ke ITS, laku baik apa yang bisa diberikan sebagai imbal baliknya”, imbuh Haekal.
Semangat yang ia bawa dalam kepengurusannya kini dan sudah didengungkan semenjak kampanye adalah Gelora Aksi KM ITS. Katanya, semangatnya adalah untuk mengembalikan kembali kejayaan pergerakan Mahasiswa ITS di berbagai bidangnya. Mengajak banyak orang turun tangan bergerak sesuai porsi dan kemampuan masing-masing untuk ITS dan Indonesia. Semoga
Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan ini juga berpesan agar kita tetap berpegang pada kalimat “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain”. “Dengan mendalami dan menghayati itu, kita bakal terpacu untuk bisa berbuat baik terus bagi orang lain”, imbuhnya. Selain itu, kata dia, kita harus ingat juga, kebaikan yang kita dapatkan adalah hasil dari investasi kebaikan kita ke orang lain, jadi kalau mau hidup tentram terus aja berbuat baik dan berkontribusi untuk sesama.
“Tetep jaga semangat Mastatho’tum, berusaha sampai Allah sendiri yang menghentikan”, pungkasnya.
Dengan menjabat amanah ini, Haekal dan jajarannya harus rela memperpanjang masa studi mereka. Termasuk Rizky Gian yang juga menjadi tim kabinet Haekal (akan dibahas dalam tulisan lain, insyaaAllah). Mari kita doakan agar Gelora aksi mereka mampu membuat dan menggerakkan perubahan untuk bangsa.